Cara Penggemukan Sapi Modern

Cara Penggemukan Sapi Modern

Kelompok Peternak-Tahukah kalian apa yang dimaksud penggemukan sapi modern? Ya betul, penggemukan sapi modern adalah sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan memelihara sapi dalam kandang atau dikenal dengan sistem kereman. Perawatan dan pemberian pakannya tentu saja dilakukan secara intensif, sehingga dalam waktu 6 bulan saja sapi sudah siap untuk dipotong atau dijual untuk konsumsi.
Cara Penggemukan Sapi Modern
Cara Penggemukan Sapi Modern

Dalam melakukan ternak sapi seperti ini, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, agar sapi potong yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Aspek-aspek tersebut adalah:
  1. Pakan Sapi

Sebenarnya, penggemukan sapi dengan sistem modern tetap memanfaatkan hijauan segar sebagai pakan dasar. Hijauan tersebut dapat berupa rumput maupun leguminosa. Anda harus melakukan pemberian pakan hijau ini setiap hari pada waktu sore, dengan jumlah 30 hingga 40 kg untuk tiap ekor sapi.

Tapi tidak hanya itu, sapi juga membutuhkan pakan tambahan yang biasanya berupa konsentrat. Mengapa kita harus memberikan pakan tambahan? Hal ini bertujuan agar sapi lebih cepat gemuk, menambah nafsu makan dan juga sebagai penguat.

Pakan tambahan itu sendiri seharusnya mengandung protein dengan kadar antara 14% hingga 16%. Adapun resep membuat pakan tambahan untuk satu ekor sapi adalah 40 kg bekatul, 0,25 kg garam dan air minum 6 ember. Semuanya dicampur rata, lalu berikan pada sapi setiap pagi.

Andapun dapat memberikan molasse blok sebagai pakan tambahan jika diperlukan. Molasse blok bisa dibuat sendiri dengan mencampurkan biji randu, urea, gaplek, mineral serta dedak. Jumlah pakan tambahan ini paling tidak 1,5% dari bobot tubuh sapi.

2.Kandang

Sebelum Anda membuat kandang sapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, kandang sebaiknya berjarak 10 hingga 20 meter dari rumah ataupun sumber air. Jika tidak, terbayang bukan, bagaimana aroma kotoran sapi di rumah Anda. Kedua, kandang ini sebaiknya terbuat dari semen.

Jadi, lantai akan mudah dibersihkan serta tidak becek maupun kotor. Berikutnya adalah masalah kotoran. Setiap peternak harus memiliki tempat penampungan kotoran sapi yang letaknya terpisah dari kandang. Nanti, kandang dan penampungan kotoran ini bisa dihubungkan dengan parit.

Untuk setiap ekor sapi, diperlukan luasan kandang 125 cm x 2 m. Kandang harus dibuat dengan bahan yang bersifat kokoh serta tidak mudah untuk rubuh. Mengapa? Karena sapinya sapi jantan semua, tentu tenaganya sangat besar.

Sirkulasi udara juga menjadi hal yang sangat perlu mendapat perhatian. Kandang yang sirkulasi udaranya buruk atau pencahayaannya kurang akan menjadi sarang penyakit. Karenanya, buatlah kandang dengan dinding yang tidak menutupi semua bagian kandang. Atap juga jangan terlalu pendek, agar suhu kandang tidak terlalu panas.

3.Pencegahan Penyakit

Semua peternak pasti takut jika hewan peliharaannya terkena penyakit. Begitu juga dengan Anda tentunya. Karena itu, pencegahan terhadap timbulnya penyakit pada sapi potong harus dilakukan. Caranya tentu saja dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus segera dibersihkan setelah sapi mengeluarkan kotoran.

Jika tidak, lalat pembawa penyakit bisa berdatangan. Pemberian vaksin juga harus dilakukan pada sapi bakalan. Penyakit-penyakit yang sering menyerang sapi diantaranya adalah TBC, antraks, ingusan, pilek, tetanus, ramadewa, penyakit ngorok bahkan penyakit pada kuku dan mulut.

Apakah pemberian pakan dan pencegahan penyakit sudah cukup dalam perawatan sapi potong? Ternyata tidak. Andapun harus memandikan ternak sapi. Dengan mandi, sapi akan menjadi segar, tidak beringasan dan terlihat bersih. Calon pembeli tentu akan lebih mudah tertarik.

Tetapi tidak hanya itu, dengan memandikan sapi, ternyata dapat menghilangkan bibit penyakit ataupun kutu yang mungkin saja menempel pada tubuh sapi. Jadi, siapapun akan lebih sehat. Tapi jangan lupa, setelah mandi sapi juga harus dijemur hingga kering.

Cara Memilih Bakalan Sapi Potong Yang Sehat

Cara Memilih Bakalan Sapi Pootong yang Sehat

Apakah yang jadi penentu keberhasilan usaha penggemukan sapi? Jika Anda mengatakan bakalan sapi, maka Anda benar. Bakalan sapi menjadi hal pertama serta utama yang seharusnya Anda persiapkan dengan baik. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan bakalan sapi dengan kualitas yang bagus akan dapat menerima setiap asupan makanan dengan baik pula.

Jadi, pertumbuhannya akan sesuai dengan yang Anda harapkan. Tetapi, jika bakalan itu ternyata kurang bagus, maka hasil penggemukannya tentu akan berbeda juga dengan bakalan sapi potong yang kualitasnya bagus.Selain itu penting untuk memilih bakalan sapi yang bagus dan sehat Karena proses pertumbuhannya akan cepat semakin nahfsu makannya kuat maka pertumbuhan sapi jua akan cepat meningkat.
Cara Memilih Bakalan Sapi Potong Yang Sehat
Cara Memilih Bakalan Sapi Potong Yang Sehat

Jadi, langkah pertama beternak sapi potong yang sukses adalah melakukan seleksi yang benar-benar teliti dalam pemilihan bakalan sapi. Kalau untuk jenis, di Indonesia ini ada banyak jenis sapi yang baik untuk dijadikan bakalan sapi potong.

Misalnya, Sapi Bali, Madura, Brahma, Angus, Brangus, Hereford, Charolais, Ongole, PO, Limousin ataupun Shorthorn. Nah, Anda tinggal pilih saja jenis sapi mana yang sesuai dengan iklim serta lingkungan tempat Anda menggemukkan sapi.

Dalam melakukan pemilihan tersebut, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, yaitu:

Umur Bakalan Sapi yang Tepat
Kalau tujuan ternak sapi adalah penggemukan, maka bakalan yang dipilih biasanya adalah sapi jantan. Bukannya tidak boleh memilih sapi betina, tetapi umumnya sapi betina digunakan untuk indukan ataupun sapi perah. Untuk umur sendiri, disarankan tidak memilih sapi yang terlalu muda, yaitu 1 tahunan.

Sapi muda biasanya makannya banyak sekali, kan masih dalam masa pertumbuhan. Sedangkan sapi yang terlalu tua yaitu diatas 3 tahun, pertumbuhan dagingnya sudah mulai melambat. Jadi, umur bakalan sapi yang paling pas adalah sekitar 2,5 tahun.

Ciri-ciri Bakalan Sapi yang Baik
Berikutnya, kita akan membahas ciri-ciri bakalan sapi yang baik untuk dijadikan sapi potong. Secara umum, bakalan sapi biasanya masih kurus tetapi sehat serta tidak cacat. Berat minimalnya adalah 200 kilogram. Kemudian yang harus diperhatikan lagi adalah bentuk badannya.

Badan sapi harus silindris dengan rusuk yang cembung, punggung lurus serta rangkanya besar. Perhatikan juga bulunya, karena bulu sapi yang bagus itu pendek dan tidak berminyak. Ciri yang terakhir adalah bentuk muka sapi yang sebaiknya panjang dengan mata berbinar cerah.

Nah, jika Anda memilih bakalan sapi dengan umur dan ciri-ciri di atas, maka langkah awal yang baik untuk beternak sapi potong sudah Anda lakukan. Sapi yang memiliki ciri-ciri tersebut akan mudah untuk digemukkan walaupun ketika pertama kali membelinya kondisi sapi masih dalam keadaan kurus.

Sekarang, anda tinggal merawatnya dengan baik, sehingga 6 bulan berikutnya Anda bisa mendapatkan sapi yang sudah gemuk dan siap untuk dijual.

Analisa Usaha Penggemukan Sapi Potong

Analisa Usaha Penggemukan Sapi Potong

Kelompok Peternak- Jangan heran kalau dari ternak sapi potong seseorang bisa jadi milyader. Bagaimana tidak, daging sapi tidak pernah sepi pembeli. Selain itu, harganya pun meningkat terus. Sedangkan bakalan dan cara penggemukannya selalu mengalami kemajuan sehingga waktu panen menjadi lebih cepat dengan hasil yang lebih baik.

Bayangkan saja, dari bakalan sapi yang harga belinya antara 7 hingga 12 juta rupiah, dalam waktu 4 hingga 12 bulan bisa diperoleh sapi hasil penggemukan dengan harga jual hingga 30 juta rupiah. Luar biasa, kan?
Analisa Usaha Penggemukan Sapi Potong
Analisa Usaha Penggemukan Sapi Potong

Setelah mengetahui berbagai jenis sapi potong unggulan dan cara penggemukannya, sekarang pertanyaannya berapa modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha ini? Atau berapa pendapatan yang bisa diterima dari penggemukan sapi potong?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita cermati analisa usaha penggemukan sapi potong yang akan dijelaskan dibawah ini. Analisa tersebut merupakan perhitungan dari penggemukan 100 ekor sapi yang dilakukan selama 356 hari atau kurang lebih 12 bulan. Pertambahan bobot yang digunakan adalah pertambahan bobot terendah, yaitu 0,5 kg/hari.

Biaya pertama yang akan kita hitung adalah biaya investasi. Biaya ini meliputi biaya pembuatan kandang Rp. 95.000.000, pembuatan sumur bor dan water thorn Rp. 5.500.000 dan pembelian peralatan kandang Rp. 9.000.000. Ada juga biaya pemecah rumput Rp. 12.000.000 dan pembelian timbangan 500 kg Rp. 1.800.000.

Jika menggunakan lahan sewa, maka biaya sewa lahan pertahun untuk kandang dan penanaman rumput gajah seluas 1 ha adalah Rp. 7.000.000. Jika dijumlah, total Biaya investasinya menjadi Rp. 120.300.000 dengan penyusutan pertahun Rp. 31.660.000.

Selanjutnya kita akan menghitung biaya produksi. Biaya ini meliputi pembelian 100 ekor anakan sapi, Rp. 1.100.000.000, pembelian konsentrat, vitamin dan mineral Rp. 118.600.000 dan pembelian dedak campuran Rp. 22.812.500. Hijauan kering juga harus kita beli dengan biaya Rp. 36.500.000.

Biaya terakhir adalah upah 2 orang tenaga kerja sebesar Rp. 24.000.000. Jika ditotal, maka keseluruhan biaya produksi mencapai Rp. 1.275.412.500. Jika dilihat dari angkanya, sepertinya sangat besar. Tapi kita harus ingat, biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan selama 12 bulan.

Jika perhitungan biaya di atas membuat kepala sedikit pusing, maka perhitungan berikutnya akan membuat Anda tersenyum lebar. Tentu saja, karena kita akan menghitung pendapatan dan keuntungan dari hasil penggemukan sapi.

Nah, dari 100 ekor sapi, kita asumsikan tingkat keberhasilannya 97%. Karena itu hasil penjualan sapi yang diperkirakan per ekornya Rp. 20.125.000 adalah 1.952.125.000.

Tidak hanya dari daging sapi, kita pun bisa mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan pupuk kandang yang selama setahun bisa mencapai Rp. 45.000.000. Jadi, total pendapatannya adalah Rp. 1.997.125.000.

Bagaimana dengan keuntungannya? Perhitungan keuntungan dilakukan dengan menggunakan rumus pendapatan dikurangi biaya produksi dan dikurangi lagi dengan penyusutan. Sehingga setelah dihitung pendapatan bersih yang akan kita peroleh adalah Rp. 653.552.500 pertahun atau Rp. 54.462.000 tiap bulannya.

Bukan angka yang sedikit, lho. Keuntungan sebesar itu bisa diperoleh jika kita merawat sapi dengan baik dan serius. Berbagai ilmu penggemukan sapi harus diterapkan dengan penuh disiplin. Hanya dengan cara itu, menjadi milyader lewat ternak sapi bukan lagi isapan jempol.

Teknik Budidaya Sapi Potong Bagi Peternak

Teknik Budidaya Sapi Potong Bagi Peternak


Penggemukan merupakan pemeliharaan ternak yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas daging sebelum ternak itu dijual ke para pedagang. Berikut ini beberapa  faktor penting yang harus diperhatikan bagi para peternak sapi potong agar dapat meningkatan hasil produksinya:
Teknik Budidaya Sapi Potong Bagi Peternak
Teknik Budidaya Sapi Potong Bagi Peternak

1.Pemilihan Sapi Bakalan
Dipilih sapi jantan dengan kriteria sebagai berikut : mata bersinar, moncong pendek, badan tinggi, dada dalam badan lebar, kulit tipis , tidak terlalu kurus, umur cukup , dan kapasitas perut besar. Pemilihan sapi bakalan dipilih sapi jantan yang berumur 1,5 2 tahun dengan bobot 260-300 kg. Cara menduga bobot badan dengan
menggunakan pita ukur :



Keterangan :
W : Bobot Badan/kg
L : Lingkar Dada/cm

2.Pemberian pakan hijauan dan konsentrat

Waktu pemberian pakan diatur 2 (dua) kali sehari pagi dan sore dalam bentuk pakan hijauan dan konsentrat. Jumlah pemberian hijauan ± 10% dari bobot badan sapi, lebih baik dipotong-potong (2-5 cm) agar lebih mudah dicerna. Jumlah pemberian konsentrat 1-2% dari bobot badan sapi, sebaiknya diberikan ± 3 jam sebelum pemberian pakan hijauan. Tujuannya adalah agar proses pencernaan berjalan secara optimal.

Pemberian konsentrat sebaiknya dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga bisa dilakukan. Yang perlu diperhatikan bila pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Air minum tersedia secara ad libitum (tersedia secara terus menerus).

Komposisi pakan konsentrat hasil kajian BPTP Sulawesi Selatan yang disusun berdasarkan bobot badan ratarata 200 kg sebagai berikut :


Bahan pakan Jumlah (Kg/ekor/bulan)
Dedak padi 36.3
Bungkil kelapa 21.6
Jagung 3.3
Pikutan 0.3
Jumlah 61.5

3.Pemberian obat cacing
Diberikan obat cacing satu kali selama 3-4 bulan pemeliharaan

4.Sistem perkandangan
Kandang yang digunakan adalah kandang komunal yaitu kandang yang dibangun atau didirikan secara mengelompok dalam satu hamparan luasan tertentu yang dikelola secara bersama dan dikoordinir oleh seorang ketua kelompok. Lama penggemukan
3-4 bulan.

5.Kebersihan kandang
Kebersihan ternak atau kandang sangat penting agar ternak tetap sehat, lingkungan kandang tidak berbau dan tidak lembab. Lantai kandang setiap hari atau 2 hari sekali dibersihkan dengan cara mengumpulkan kotoran diluar kandang.

6.Analisa usaha
Untuk mengetahui analisa usaha penggemukan menguntungkan atau tidak, peternak harus melakukan pencatatan usahatani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan jalan mencatat semua pengeluaran, penerimaan, dan permasalahan selama usaha pengemukan dilaksanakan seperti : modal pembuatan kandang, harga bakalan, jumlah biaya pakan, permasalahandan perkembangan sapi selama penggemukan dan mencatat harga jual (Sapi dan Kotoran). Dengan demikian maka keuntungan dapat dihitung.

Pakan Ternak Sapi Potong

Pakan Ternak Sapi Potong 

Pada umumnya ketersediaan sapi potong di Sumatera Barat dilakukan melalui penggemukkan sapi melalui sistem kreman (dikandangkan terus menerus) dan dilakukan dalam waktu yang singkat sekitar 4 bulan pemeliharaan. Oleh sebab itu untuk penggemukkan sapi dalam relatif singkat pakan yang diberikan haruslah yang memenuhi kebutuhan akan zat-zat gizi untuk mencapai pertambahan berat badan yang sebesar-besarnya, disamping faktor genetik dari ternak itu sendiri. Zat-zat gizi tersebut adalah protein, energi, mineral, vitamin dan air yang terdapat pada berbagai jenis bahan pakan.
Pakan Ternak Sapi Potong
Pakan Ternak Sapi Potong 
Pada usaha penggemukkan sapi sekitar 60-70% dari seluruh biaya produksi tersedot untuk penyediaan pakan, oleh karena itu dirasakan perlu untuk mencari bahan pakan pengganti yang mempunyai nilai gizi yang sama dengan yang biasa digunakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pakan ternak sapi yaitu : 
(1) Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia,
(2) Ketersediaan bahan pakan terjamin dan selalu ada, terutama disekitar lingkungan peternak,
 (3) Kualitas gizi bahan pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, tidak mudah membentuk racun dan mudah tercemar, 
(4) Harga bahan pakan relatif tidak mahal.

PAKAN TERNAK SAPI 

Secara garis besar pakan ternak sapi terbagi atas pakan utama yaitu : Hijauan dan pakan penguat (konsentrat) dan pakan tambahan (Feed Suplement). 

A. Hijauan : 
Hijauan merupakan bahan pakan utama ternak sapi penggemukkan dapat berupa rumput baik itu rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian jenis leguminosa. Untuk pemberian hijauan makanan ternak dapat diberikan dengan memberikan rumput unggul seperti rumput raja, rumput gajah dll atau mencampurkan rumput lapangan dengan tanaman leguminosa seperti gamal, kaliandra, turi dan lain-lain yang memiliki gizi tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena ketersediaan sangat dipengaruhi oleh musim dan semakin terbatasnya padang pengembalaan disamping itu nilai gizi yang dikandung sangat rendah. 

B. Konsentrat (Makanan Penguat) 
Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan makanan ternak. Terdiri dari bahan pakan dengan kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna berasal dari biji-bijian, hasil ikutan/limbah pertanian dari pabrik pengolahan hasil pertanian dan bahan berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung darah dan lain-lain. 

C. Pakan Tambahan (Feed Suplement) 
Merupakan pakan tambahan yang berguna untuk merangsang pertumbuhan, mencegah penyakit dan melengkapi ransum pakan ternak. Terdiri antara lain campuran vitamin dan mineral contoh : Premix A, Premix B, Mineral B12 dan lain-lain.

BERBAGAI JENIS BAHAN PAKAN TERNAK 

Ternak ruminansia termasuk sapi sesuai dengan kemampuan pencernaannya dapat mengkonsumsi lebih banyak jenis bahan pakan dibandingkan ternak unggas. Bahan pakan ternak dapat digolongkan ke dalam bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, limbah pertanian dan limbah industri . 

A. Bahan Pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan 
1. Rumput-rumputan : 
Dapat berupa rumput liar (lapangan) atau rumput unggul yang sengaja ditanam seperti : Ilalang, teki rumput gajah, rumput benggala dan lain-lain 
2. Daun-daunan :
Diantaranya Daun Pisang, Daun Ubi kayu dan Daun Ubi Jalar. Daun pisang dapat diberikan dalam bentuk segar ataupun sisa pembungkusan. Daun pisang sisa pembungkusan dapat diberikan sebagai pakan ternak ruminansia menggantikan daun lamtoro (Urip Santoso dkk, 1984), sebelum diberikan daun pisang ini dibersihkan dan dicuci dahulu. Sebaiknya daun-daun tersebut diberikan langsung agar zat gizi tidak terlalu banyak hilang. Daun Ubi kayu dan Ubi Jalar dapat diberikan dalam bentuk segar sebagai sumber protein dan vitamin B1, B2, C dan Provitamin A. 
3. Daun-daun dari jenis kacang-kacangan 
Daun dari jenis ini mengandung protein dan zat kapur yang tinggi dapat digunakan untuk pakan ternak ruminansia. Diantara jenis daun yang sudah cukup dikenal antara lain : daun turi, daun lamtoro, daun kacang tanah, daun kedelai, daun kacang panjang, daun gamal dan daun kaliandra 
4. Umbi-umbian 
Umbi-umbian dapat diberikan kepada ternak karena selain mengandung protein, vitamin, juga mengendung pati sehingga mudah dicerna. Umbi yang akan diberikan sebaiknya sisa yang tidak dapat dikonsumsi oleh manusia seperti ubi jalar, ubi kayu yang sudah tua dan berserat atau terlalu lama dalam penyimpanan, kentang yang telah keluar tunas-tunasnya dan berbecak hitam dan umbi talas. Untuk tanaman ubi jalar, ubi kayu dan talas sebelum diberikan diberikan kepada ternak sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari atau direbus terlebih dahulu. 

B. Limbah Pertanian
Limbah pertanian sebagai pakan ternak terdiri atas jerami untuk yang dan tanaman lainnya yang umum digunakan diantaranya : 
1. Jerami padi 
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak tidak begitu banyak disebabkan serat kasarnya yang tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi kandungan serat kasar adalah dengan melalui proses amoniasi. 
2. Jerami jenis kacang-kacangan 
Yang sudah banyak dikenal dan digunakan oleh peternak adalah jerami kedelai, jerami kacang hijau dan jerami kacang tanah. Jerami ini mengandung serat kasar lebih rendah dan protein yang lebih tinggi (sekitar 15%) dibandingkan jerami padi. Disamping itu jerami kacang-kacangan sifatnya lebih enak sehingga lebih disukai ternak dibandingkan jerami padi 
3. Jerami Jagung 
Ditinjau dari nilai gizinya jerami jagung lebih rendah dari jerami kacang-kacangan, tetapi masih lebih baik dibandingkan nilai gizi jerami padi dan lebih disukai ternak. 
4. Jerami Ketela (Ubi) : 
Ada jenis ubi yang dikenal yaitu ubi kayu dan ubi rambat kandungan gizinya lebih baik dari jerami padi dan umumnya digunakan oleh peternak pada saat musim kemarau mencapai 29-50% dari jumlah pakan. 
5. Limbah tanaman lainnya : 
Limbah pertanian lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan untuk ternak antara lain (Ety Widayati, dkk 1996) antara lain kulit buah nanas (diberikan 15% dari jumlah pakan), biji pepaya (diberikan 15% dari jumlah pakan) dan bungkil kelapa sawit karet (diberikan 20% dari jumlah pakan). Limbah ini dapat diberikan langusng kepada ternak. 

C. Limbah industri : 
Yang dimaksud dengan limbah industri ialah limbah dari industri pengolahan tanaman pertanian diantaranya : 
1. Dedak Padi 
Dedak pada biasanya digunakanan sebagai pakan sumber energi bagi ternak ruminansia yang pemberiannya disertai dengan hijauan makanan ternak. Biasanya terbagi atas :
- Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral 
- Selaput perah (katul) dedak halus yang kaya akan protein, vitamin B1, lemak dan mineral 
- Dedak kasar adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan pecahan lembaga beras dimana daya cernanya rendah 
2. Bungkil Kelapa
Banyak digunakan karena mudah ditemui dan harganya relatif lebih murah, walaupun kadar proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan bungkil lainnya tetapi daya cerna zat-zat lainnya cukup tinggi. 
3. Bungkil Kedele Merupakan bahan pakan yang paling baik untuk ternak , mudah dicerna kadar proteinnya tinggi dan kaya akan asam amino essensial dan bila dikombinasikan dengan jagung akan menghasilkan pakan yang baik untuk ternak. Karena kadar lemaknya sangat tinggi sebaiknya pemberian tidak lebih dari 25% dari jumlah pakan konsentrat. 
4. Onggok Hasil pembuatan tepung tapioka dan biasanya digunakan sebagai sumber karbohidrat. 
5. Ampas Kecap Limbah dari pembuatan kecap mengandung protein yang tinggi disamping kalsium dan fosfor. Ampas kecap dapat diberikan langsung sebagai pakan ternak sampai jumlah 20% dari ransum. Penambahan 5% ( Etty, dkk 1996) sudah dapat memberikan kenaikkan berat badan ternak. 
6. Ampas Tahu Dengan kandungan protein, lemak, kalsium dan fosfor yang tinggi sebagaimana ampas kecap ampas tahu dapat diberikan dalam jumlah yang cukup tinggi sampai 25% serta dapat diberikan langsung ke dalam pakan ternak.

Ternyata begitu bayak bahan-bahan disekitar kita yang dapat dijadikan pakan (makanan) untuk ternak sapi khususnya sapi yang digemukkan. Untuk setiap pengenalan bahan baru sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit sampai ternak terbiasa . Apabila terjadi perubahan pada ternak (mencret, pertambahan berat badan yang cenderung turun dll) hentikan pemberian karena ada kemungkinan pemberian sudah melampaui batas kemampaun untuk mengkonsumsi suatu bahan.. (Harmaini)

pakan sapi organik

bmnfbe,frgkrgkjleleoo

Cari Blog Ini

Popular Posts